Minggu, 16 November 2014

65 jam 1300 km

Yang tiba-tiba itu memang beda sensasinya.
Tiba-tiba jatuh cinta, tiba-tiba sudah lupa, tiba-tiba ingat kamu, tiba-tiba sudah datang saja ! *eh

Tapi tiba-tiba kali ini beda lagi. Setelah mumet dengan jadwal kuliah yang ga karuan, ditambah dengan jadwal presentasi yang padat, maka pilihan untuk lari adalah liburan.
Padahal jadwal kosong ga banyak, jadwal padat pun ga seberapa.
Mungkin ini salah satu gejala kegalauan di tingkat S2. Beda saat S1 dulu.
Dikit-dikit ngeluh laporan deadline, tugas menumpuk, atau jadwal praktikum yang ga ada habisnya.
Hahaha.
Tapi kalo sudah S2 malah bikin bingung sendiri. Punya jadwal kosong, susah. Ga punya apalagi.
Mungkin juga karena ngerasa sudah punya banyak pengalaman menghadapi persoalan seperti ini saat S1 dulu. Makanya terkesan seperti sok-sok an. Duh!

Selepas kuliah Pak Narru, kita menuju kantin. Waktu itu memang sedang stress sama statistik yang rumitnya minta ampun. Lebih rumit dari persoalan cinta "kita". Haha.
Secara tiba-tiba, Fata punya ide berangkat ke Baluran, Banyuwangi. Semua setuju. Tapi saya belum memberikan kepastian. Maklum, baru sekali mendengar nama tempat itu. Otomatis saya cari tahu dulu. Hanya butuh beberapa menit untuk browsing yang berkaitan dengan Baluran, saya langsung menyatakan, Yuk! Mangkat! Hahaha.
Lagi, yang tiba-tiba itu memang beda rasanya !

Berbagai pertimbangan pun menjadi perdebatan yang serius. Terutama transportasi dan rute perjalanan kita ke sana. Awalnya kita berencana mau backpackeran. Naik bus dari Jogja menuju Banyuwangi. Kemudian memanfaatkan transportasi umum di sana. Tapi setelah memperhitungkan waktu dan lain hal, maka diputuskan kita naik mobil dari Jogja. Biar lebih efektif dan efisien katanya.
Jadilah hari keberangkatan ditentukan. Fix! Kamis malem (6/11) selepas maghrib kita berangkat.
Sudah siapin antimo dan obat penolak angin. Maklum, perjalanan menuju Baluran dari Jogja butuh waktu kurang lebih 14 jam.

Tanggal sudah Oke. Hari yang ditunggu pun sudah datang. Waktu itu lagi kuliah statistik. Sambil bisik-bisik mendiskusikan kepastian berangkat. Nah loh? Bukankah sudah fix?
Ternyata fix yang sebelumnya itu masih semu. Belum benar-benar pas.
Kendala utama adalah mobil yang mau digunakan belum ada kepastian. Karena itu, wajar saja kalau saya belum siap. Hihi.

Barulah setelah kuliah, kita sudah memastikan jam keberangkatan dan meeting pointnya.
Saya pun memberanikan diri untuk packing. Tidak terlalu banyak yang akan dibawa. Hanya satu buah ransel yang isinya cukup untuk perjalanan selama 3 hari.

Kata Fata, Rute dimulai dari Jogja menuju banyuwangi. Butuh waktu sekitar 14 jam. Kemudian kita ke Pantai Bama. Masih sekitaran Banyuwangi. Setelah itu ke Kawah Ijen. Baru paginya kita pulang lewat Malang.
Duh!  Kalau sudah tahu waktu pertemuan, sabar menjadi ada batasnya. *eh

Bismillaah ~
Giliran terakhir dijemput pun akhirnya berangkat. Meski dapat tempat duduk paling belakang, asal berdua sama Mba Kur, dunia aman. hahaha
Setelah minum antimo, mata mulai mengantuk. Entah apa yang terjadi entahlah. Semuanya seperti memasuki dunia yang baru.
Dan semua pun menikmati malam dengan cerita yang berbeda.
Zzzzzzz....


14 jam kemudian.

Alhamdulillaah~
Welcome to Baluran !

Baluran, sering disebut sebagai Africa Van Java. Tempatnya yang seperti di Africa itu memiliki daya tarik tersendiri. Padang Savana nya yang luas ditambah pemandangan rusa, burung merak, dan jenis binatang lainnya memberikan kesan yang eksotik. Mau datang saat musim kering atau setelah musim hujan pun, tetap memiliki pesona yang luar biasa, Kebetulan saya dan kawan-kawan memang memilih berangkat saat masih musim kering. Saat semua rumput dan pepohonan kekeringan. Saat hutan jati di sepanjang jalan menuju Baluran berguguran. Ah, itu memang pemandangan yang terasa sempurna sekali. Meski sudah pernah ke sini, tapi saya ingin kembali lagi. Mungkin nanti setelah musim hujan. Setelah semuanya hijau kembali. Sekalian mengingat sesuatu yang sama. Hihi.




























Di Taman Nasional Baluran ini, selain di suguhkan pemandangan Padang Savana yang eksotik itu. ada Pantai yang tenang dan mengesankan. Pantainya tidak terlalu luas. Tapi menenangkan. Ombaknya yang tidak menggebu-gebu memberikan ketenangan tersendiri ketika duduk di Pantai ini. Alangkah indahnya memandang langit di malam hari di tempat ini. Mungkin belum sekarang, tapi mudah-mudahan nanti :)





















Foto di Padang Savana sudah, jalan-jalan di tepi pantai sudah, abis itu nemenin anak-anak snorkling cantik juga sudah. Sekarang kita jalan menuju kawah ijen. 
Dari Baluran, butuh waktu kurang lebih 4 jam ke Kawah Ijen. Setelah makan malam di warung tepi jalan, kita berangkat. 
Alhamdulillah, dapat penginapan terdekat dari kawah ijen. Penginapan PTPN XII ini tempatnya dingin sekali. Perumahan karyawan disekitar PTPN XII ini juga unik dan sederhana sekali. Setiap halaman rumah menanam sayuran dan buah-buahan. Alangkah indahnya pemandangan seperti ini. Hihi.
Jam 22.30 WIB kita mendarat di atas kasur. Pegalnya bukan main. Tapi tidak mau terlalu dipikirkan. Baiknya tidur langsung, supaya jam 1 pagi bisa bangun. Karena jadwal naik ke kawah ijen itu dimulai pukul 2 pagi. Supaya bisa lihat sunset nan indah itu.

"Dasar kerempeng ndak tahu diri !" kalimat yang sering di ucapkan teman akrab saya ketika saya menceritakan saya kedinginan. Hahaha. Kali kesalahannya memang fatal sekali. Padahal sudah tahu akan ada rute ke kawah ijen yang super duper dinginnya. Tapi dengan berlagak sombong, saya hanya bawa satu jaket. Itu pun jaket jeans yang berbahan tipis. Lucunya, saya membawa perlengkapan aksesories yang lengkap seperti topi, masker, sarung tangan, syal, kaos kaki tebal.Tapi bisa-bisanya lupa membawa jaket tebal. Hahaha.
Padahal suhu di kawah ijen mencapai 10 derajat celcius. Belum angin yang bertiup lumayan bikin gemetaran. Hahaha.
Malam itu, pukul 1 pagi saya sudah merasakan kedinginan yang luar biasa.
Kalaulah ada yang menjual jaket di sekitaran gerbang masuk kawah ijen, pasti saya beli. Tapi sayang, modal tol*ak ang*n saya tetap naik. Sambil doa, mudah-mudahan gen perasa dingin tidak berfungsi dengan baik. Hingga suhu di bawah 10 derajat celcius pun tetap aman. Walaupun kenyataannya di dalam kelas yang ber-AC selalu tidak kuat, tapi kali ini saya berharap.
Kalau harus kembali ke penginapan atau memilih tidak ikut karena tidak bawa jaket kan sangat lucu sekali. Maka pilihannya adalah berharap. Iya, berharap Tuhan menguatkan dan menyempurnakan Nikmat-Nya dalam perjalanan kali ini.

Bismillaahh ~
Di sela-sela hutan yang dingin, pemandangan berjuta bintang, dan purnama yang indah malam itu saya menyusuri jalan yang berdebu. Meski bau belerang sangat menyengat, tapi tidak mengurangi semangat untuk mencapai puncaknya.
Sama halnya saat mewujudkan mimpi.
Kata Mama, "Untuk mendapatkan yang terbaik, harus sabar dulu, harus berjuang dulu, dan perjuangan itu yang menentukan kualitas yang dicapai."

Alhamdulillaah~
Perjalanan 2 jam kita sudah sampai di ketinggian 2.799 mdpl.
Selamat datang, Pagi ! :)
Pagi selalu menawarkan cerita yang baru *kata cinta*






Perlahan matahari mulai menampakkan diri. Pemandangan di sekitar kawah ijen mulai kelihatan. Sebenarnya ada satu yang menjadi ikon disini. Mereka menyebutnya "Api Biru atau Blue Fire". Katanya, Api biru tersebut bisa di lihat saat matahari akan terbit. Saya sangat ingin melihat itu, Tapi karena harus sedikit turun ke kawah untuk bisa menyaksikannya, akhirnya keinginan itu saya urungkan. Tidak kuat bau belerang yang menyengat.




Setelah puas menikmati dinginnya puncak kawah ijen. Kita mulai turun. Sambil memperhatikan jalan-jalan yang kita lewati jam 2 pagi tadi. Duh! Luar biasanya bukan main.












































Lagi-lagi, Alhamdulillah.
Tuhan memang Maha Menguatkan Hati.
Perjalanan dicukupkan dengan menjemput kenangan di Malang.
65 jam 1300 km berakhir dengan indah
Terimakasih untuk teman seperjuangan yang mengukir kisah indah dalam perjalanan kali ini.
Mba Kur, Anin, Gigin, Fata, Dini, dan Ari.
Terimakasih untuk cerita lucu sepanjang malam. Hahaha.
Selamat menikmati Jogja kembaliiii...

Jogja, 16 November 2014
Salam damai selalu,
mellysyandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar