Rabu, 23 Juli 2014

Alhamdulillah, sujud syukur !

Alhamdulillah...
Kata yang tak henti-hentinya saya ucapkan ketika berjalan di pinggir jalan Kaliurang KM 5 sekitar pukul 5 sore tadi. Sambil senyum sendiri dan mengirim kabar gembira ke beberapa orang terdekat.

Alhamdulillah...
Tuhan memang Maha Pendengar Terbaik. Satu per satu setiap doa dan harapan diberikan jalannya.

Alhamdulillah...
Hari ini pengumuman kelulusan saya di Pascasarjana UGM untuk jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.

Alhamdulillah...
Bahagianya bukan main. Seperti sedang jatuh cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. *eh
Karena bahagianya itu, saya langsung menghubungi beberapa orang terdekat saya. Khususnya yang tahu perjuangan saya masuk UGM, dan yang selalu saya mintai doa semoga dilancarkan dan dimudahkan.

Alhamdulillah...
Mereka sangat antusias sekali mendengar cerita saya. Terutama Guru Besar saya. Hehehe.
Beliau langsung menelepon saya untuk mengucapkan selamat. Sambil bercanda beliau mengatakan, "Apalagi yang mau ditunggu? Pacar?". Duh, dengan lugunya saya jawab, "tapi mau ke Belanda dulu Pak. Baru cari pacar." hahaha. Saya sadar, jawaban itu kekanak-kanakan sekali sebenarnya. Tapi saya yakin beliau sudah memakluminya. Hihihi. Maklum sama orang yang lagi kasmaran. Hahaha.
Saya bisa merasakan kebahagiaan beliau juga. Sampai-sampai kuliah belum dimulai beliau sudah berpesan, "Cepatlah tamat. Disini sudah ada yang menunggu". Lagi-lagi saya hanya bisa tersenyum dan meng-Aamiinn-kan setiap doa yang beliau ucapkan. Semoga beliau selalu diberi kesehatan O:)

Bagaimana tidak, beliau lah orang yang meyakinkan saya untuk memilih 'kekasih gelap' ini. Iya, saya menyebutnya perjuangan masuk UGM ini sebagai 'kekasih gelap'. Banyak yang menanyakan perihal istilah ini. Sampai-sampai ada yang salah tafsir. Hihi. Mohon maaf :)
Ceritanya begini, Waktu S1 saya mengambil jurusan Agroekoteknologi dengan bidang kajian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman. Saya menyebutnya sebagai 'cinta pertama'. Alasannya sederhana, saya menyukai DNA dan kawan-kawannya. Dengan mempelajari tingkat terkecil dari makhluk hidup itu membuat saya semakin mengagumi ciptaan Tuhan. Ditambah saya betah bekerja di labor seharian. Dari pagi sampai malam. Kadang-kadang, lembur sampai pagi. Namun kemudian dalam perjalanan mencintai 'cinta pertama' ini, Tuhan Yang Maha Membolakbalikkan Hati saya itu mengetuk pintu hati saya untuk kedua kalinya. Saya jatuh cinta dengan jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan. Lagi-lagi alasannya sederhana saja, waktu itu saya kuliah mata kuliah Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi yang Dosen Pengasuhnya tak lain tak bukan adalah Guru Besar saya itu. Jadilah saya diam-diam mengagumi jurusan ini.

Lama sekali saya memendam perasaan. Sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk memilihnya. Saya tidak punya banyak alasan kenapa memilih ini, kenapa meninggalkan itu. Yang saya pahami, saya seperti menemukan diri saya. Kalau istilah Guru Besar saya, "Passionnya itu di Komunikasi".

Dulu sebelum masuk Fakultas Pertanian Universitas Andalas, saya sempat bercita-cita ingin kuliah di Ilmu Komunikasi. Tetapi karena waktu itu saya sudah terlanjur membeli formulir IPA untuk ujian seleksi, jadinya saya tidak bisa mengambil jurusan IPS (Ilmu Komunikasi) tersebut. Maka pilihan pun dijatuhkan ke jurusan Agroekoteknologi. Paling tidak ini juga menguatkan saya untuk menentukan pilihan yang tidak mudah itu.

Memang, dalam perjalanan menentukan pilihan banyak yang harus dikorbankan. Entah itu perasaan ataupun waktu. Bahkan 'cinta pertama' saya itu sendiri. Tapi saya memang harus memilih. Tidak mungkin menjalani sesuatu dengan tidak sepenuh hati. Yang terpaksa itu hasilnya tidak bagus. Apalagi ditambah setengah hati. Lagian, tidak mungkin ada dua hati dalam satu cinta. Sebagaimana tidak ada dua Tuhan dalam wujud ini. :)

Saya masih ingat, waktu bercerita tentang kegalauan akan pilihan 'cinta pertama' dan 'kekasih gelap' itu, Guru Besar saya mengirim sms yang lebih kurang isinya begini, "Melly, kejarlah kekasih gelap itu dan jadikanlah ia menjadi kekasih terang !". Saya tidak tahu, mungkin itulah awal kemantapan saya untuk menjadikan si 'kekasih gelap' itu menjadi terang.

Universitas Gadjah Mada menjadi pilihan utama untuk melanjutkan mimpi. Banyak yang menanyakan kenapa saya tidak lanjut ke IPB saja. Termasuk pertanyaan itu datang dari Guru Besar saya yang alumni IPB itu. Tapi entah kenapa, lagi-lagi saya tidak tahu rencana Tuhan. Saya sudah jatuh cinta duluan dengan Jogja. Suasananya yang nyaman dan menenangkan itu membuat saya memilih UGM. Alhasil, pertengahan februari 2014 dengan keyakinan dan niat yang kuat, saya move on ke Jogja. Tujuannya jelas, mempersiapkan dan memantaskan diri untuk bisa menyanding 'kekasih gelap' ini.

Saya pikir, setelah sampai di Jogja semuanya akan mudah. Ternyata tidak. Tuhan Maha Penguji Terbaik. Berbagai persoalan saya hadapi. Mulai dari masalah yang kecil sampai ke masalah hati. hahaha.
Tapi sekali lagi Alhamdulillah. Tuhan selalu punya cara untuk kita bisa menghadapi setiap masalah. Mudah-mudahan sudah naik kelas.

Kembali ke cerita 'kekasih gelap'. Akhirnya, hari ini ia resmi menjadi 'kekasih terang' saya. Dengannya saya menjadi bersemangat lagi. Impian untuk menginjakkan kaki di Eropa pun kembali mengawang lagi. InsyaAllah setelah meresmikan 'kekasih terang' ini, saya akan berbulan madu ke Eropa, tepatnya di Belanda. Duh, manis sekali, ya? hihi.

Melalui tulisan ini saya hanya bisa mengucapkan Terimakasih. Untuk mereka yang selalu mengirimkan doa dan semangat. Untuk mereka yang selalu setia mendengarkan cerita. Untuk mereka yang selalu menguatkan dikala lemah. Terimakasih sudah berkenan menjadi bagian dari perjuangan ini.
Mudah-mudahan, Allah selalu mengiringinya sampai akhir dimana mimpi bukan lagi menjadi mimpi.

Bismillaah..
Kekasih gelapku, jadilah kekasih terang :)





Jogja, 23.07.2014
salam hangat dari yang sedang berbahagia,
mellysyandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar