Senin, 02 Juni 2014

Edisi Menjemput Kenangan

Beginilah hidup. Punya banyak waktu, susah. Tidak punya banyak waktu apalagi. Saya mencoba memanfaatkan dan menyeimbangkan kondisi ini dengan sebaik mungkin. Supaya setiap waktu yang diberikan tetap penuh kesyukuran.
Nah, tadi selepas shalat Dzuhur, saya iseng membuka folder foto. Tanpa disadari ternyata saya sudah mengkoleksi banyak sekali foto. Mulai dari foto saya semasa kecil, sampai foto beberapa hari yang lalu pun tersimpan rapi di dalam folder yang diberi nama.
Dari sekian banyak foto yang saya lihat, ada yang membuat saya tersenyum. Mengenang masa-masa yang terdapat dalam foto tersebut. Ada juga yang membuat saya menangis. Membayangkan hal-hal yang (mungkin) punya kesan berbeda kala itu. Kemudian perlahan menjemput kenangan bersama mereka yang ada di foto itu. Pindah ke folder berikutnya, lain lagi yang terbayang. Ah, inilah hasil yang saya tanam beberapa waktu yang lalu, KENANGAN !

Setelah membuka folder foto dalam harddisk, saya mulai membuka draft blog saya ini. Ternyata ada satu tulisan yang belum saya selesaikan. Entah apa alasannya waktu itu, sampai cerita "Edisi Menjemput Kenangan" ini belum juga saya tuliskan. Aduh!

Baiklah, saya akan coba memulai. Saya pikir, lagu lawas "Terlalu Manis!" bisa merefresh ingatan tentang kenangan-kenangan itu.

Jum'at, 21 Maret 2014

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menuliskan ini :)
Baiklah, edisi kali ini saya ingin bercerita tentang "Menjemput Kenangan". Berawal dari ide mendadak, akhirnya tiket ke Surabaya pun ditangan.

foto : Aina Ulfah
Surabaya menjadi Kota Pilihan untuk menjemput kenangan. Alasannya sederhana, saya punya kenangan di sana. Hehehe.

Sebelum berangkat "Menjemput Kenangan", saya baru dua kali ke Surabaya. Yang pertama hanya mampir, dan yang kedua datang untuk kegiatan kampus di Universitas Airlangga. Tapi, meski dibilang singkat, Surabaya punya kenangan khusus .

Nah, kedatangan kali ini pun suasananya berbeda. Bisa jadi karena memang sudah lama tidak menginjakkan kaki di Kota Pahlawan ini. Aina dan Mas Ryo pun menjadi teman dalam menjemput kenangan kali ini.



Tepat pukul 9 pagi, Kereta Logawa tujuan Surabaya pun mulai jalan. Kami yang duduk di bangku 4A, 4B, dan 4C itu dengan penuh semangat dan ketidak-sabaran untuk bisa sampai di Kota ini segera. Menurut jadwal, kereta akan sampai di Stasiun Gubeng pada pukul 15.45 WIB. Namun, perkiraan melesat, Kami sampai di stasiun sekitar pukul 16.15 WIB.

Di pintu kedatangan, sudah ditunggu oleh Bunda Pipit, Mas Qohar, dan Mas Eko. Teriakan histeris pun menghiasi sudut pintu kedatangan stasiun ini. Wajar saja bisa histeris begitu, waktu cukup lama memisahkan kita. Hehehe.

Dan perjalanan menjemput kenangan ini pun di mulai dari Rumah Dahlan Iskan.

Saya baru pertama kali datang ke sini. Rumah Dahlan Iskan (RDI), Jl. Bali 24 Surabaya. Beberapa bulan terakhir sudah mendengar tempat ini dari banyak orang. Tapi baru kali ini saya berkesempatan untuk datang. Sambutan mereka hangat sekali. Memang, ketika kita bertemu dengan orang yang satu tujuan itu pasti punya kesan yang berbeda. Termasuk pertemuan kita kali ini. Kita punya tujuan yang sama. Sama-sama mengharapkan Abah Dahlan jadi Presiden berikutnya.

Setelah istirahat sejenak, maka Kenangan yang akan diukir berikutnya adalah makan tahu campur. Lokasi persisnya saya lupa, yang saya ingat, itu dekat kantornya Bunda Pipit. Hehehe. Jamuan makan khas Surabaya ini selalu tiada duanya. Ketika rindu, ya harus ke Surabaya dulu untuk mengobatinya.


Setelah makan, kita kembali ke RDI. Baru kita punya kesempatan untuk berfoto dan berpose sebebas mungkin di sini. Hihihi. Tadinya malu-malu, tapi karena ditawarin berkali-kali, "Ga mau foto-foto dulu? Di dalam banyak foto-foto Abah loh?". Akhirnya, tanpa basa basi memanfaatkan setiap sudut ruangan ini untuk berfoto.



Ops. Sudah waktunya siap-siap buat acara malam. Sesi foto sudah selesai. Kalau mau liat yang lebih narsisnya, bisa kunjungi halaman facebook Aina Ulfah. Di sana lebih lengkap dan full ekspresi. Hehehe.

Malam sudah tiba.Namun, capek belum terasa. Memang kalau rindu sudah menggila, apapun menjadi alasan untuk mencarikan obatnya. Setelah makan malam dengan Sate Nasi, jadwal selanjutnya  adalah ke Pucang. Bertemu DahlanIs Pucangers.



Seperti yang saya ceritakan di atas, ketemu sama orang yang memiliki tujuan yang sama itu selalu punya cerita tersendiri. Pucang tempatnya istimewa, hidangan khas di sini adalah Jahe Panas. Saya sangat suka dengan minuman ini. Selain waktu masih kecil sering dibuatkan oleh Alm. Mama, Jahe ini memang punya manfaat khusus bagi saya pribadi.





Di Pucang, kita ketemu dengan Bu Etty, Pak Baharmi, Pak Yan, Mas Budi Ana, Mas Muafi, Mas Hendi, dan buanyaakk lagi. Entah apa yang menjadi cerita awal pada pertemuan ini, tau-tau sudah cerita banyak hal saja. Hahaha. Iya begitulah kalau sudah rindu. Tanpa berpikir dan berkhayal akan bertemu lagi pun, ternyata dipertemukan juga. Alhamdulillah.

Saya pernah ke Pucang ini waktu ke Surabaya untuk yang kedua kalinya. Saat ada kegiatan kampus di Universitas Airlangga, saya menyempatkan diri menemui mereka-mereka yang menginspirasi ini. Hihihi. Saat kembali ke Surabaya kali ini pun, suasananya masih sama. Sehangat jahe hangat yang saya minum malam itu.

Well, kenangan di hari pertama sudah di ukir dengan apik. Mari kita istirahatkan badan sejenak. Untuk menjemput kenangan berikutnya esok hari.

***

Sabtu, 22 Maret 2014

Sempat khawatir kenangan di hari Sabtu ini akan terlewatkan begitu saja. Pasalnya, hujan tak kunjung reda. Tapi berkat doa yang sungguh-sungguh, akhirnya Tuhan memberikan kesempatan untuk menjemput kenangan ke Madura. 

Penyebarangan dilakukan tidak lewat jembatan Suramadu yang terkenal itu, (katanya) supaya lebih afdhal, kita nyebrang naik feri dulu, baru pulangnya lewat Suramadu. Hehehe. Alangkah manisnya ide ini. Hingga kami pun bisa merasakan sensasi keduanya ketika menyebrang ke Madura.

Di atas kapal feri, kesempatan pun tidak boleh disia-siakan. Mumpung lagi rame dan semuanya hanya menunggu untuk sampai di seberang, maka kami manfaatkan untuk bagi-bagi stiker Abah. Tidak banyak yang menolaknya, tapi tidak sedikit juga yang antusias saat kami membagikan stiker beliau. Alhamdulillah lagi yang bisa diucapkan. Mudah-mudahan niat baik membuahkan hasil yang baik.







Tujuan ke Madura ini sangat sederhana sekali. Bukan untuk mengunjungi objek wisata atau lainnya. Hanya mampir untuk makan bebek goreng Madura. Menurut cerita, kalau sudah ke Madura, jangan sampai tidak mampir di warung makan ini. Saya sangat penasaran. Apalagi melihat banyaknya pengunjung yang datang ke warung makan ini. Rata-rata mereka ke Madura hanya untuk makan siang di warung ini. Aduh!
Kata Bunda, "sebenarnya warung ini ada cabangnya di Surabaya. Tapi tetap saja, yang asli lebih mantap rek !"



Setelah makan siang dengan menu yang sungguh nikmat ini, maka pilihan berikutnya adalah kembali ke Surabaya melalui jembatan Suramadu. Sambil senyum sendiri, saya menikmati perjalanan ini. Sebenarnya tidak boleh berhenti mampir, tapi karena kami datangnya sesekali dan baru kali ini, maka dengan modal nekat kami berhenti hanya sekedar untuk mengabadikan jembatan ini.




Jembatan Suramadu ini diresmikan oleh Presiden SBY pada 2009 lalu. Jembatan yang dibangun di atas Selat Madura ini menghubungkan Surabaya dengan Madura. Tujuan utama pembangunan jembatan ini untuk memudahkan akses dari Surabaya ke Madura atau sebaliknya. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang saat ini di Indonesia. Dengan panjangnya sekitar 5438 m ini menambah kesan eksotik saat kita melalui jembatan ini.

Sudah sampai lagi di Surabaya.
Destinasi selanjutnya kita ke Pantai Kenjeran Surabaya. Pantainya tidak seperti pantai lainnya. Ombaknya tenang. Dan saat memasuki pantai ini, kita disuguhi pemandangan yang tak biasa. Patung-patung Budha ada banyak disini. Termasuk rumah ibadah budhis. Kata Aina,"Kita sudah sampai di Thailand". hehhe








Setelah berkeliling-keliling di tempat. Maka pilihan selanjutnya adalah pulang ke rumah. Bukan untuk istirahat, tapi untuk mandi dan siap-siap ke pilihan berikutnya. Kata Mas Qohar, "Ada penampilan Music Jazz". Ya sudah, tanpa basa basi. Mari kita berangkat !
















Setelah puas menikmati musik jazz, maka pilihan selanjutnya adalah tempat nongkrong anak muda Surabaya. Apalagi malam minggu. Beuh! sepanjang jalan hotel Majapahit ini pasti isinya anak muda semua. Ada yang sekedar duduk santai, ada juga yang memanfaatkan setiap sudut jalan untuk diabadikan.
Ga ketinggalan, Aina pun beraksi !








Surabaya sudah tengah malam. Tapi suasananya masih seperti pukul 19an. Itulah Surabaya. Punya segudang tempat untuk "Menjemput Kenangan".

***

Minggu, 23 Maret 2014

Jadwal kereta pulang pukul 14.30 WIB. Masih ada waktu sebelum keberangkatan untuk menuntaskan misi "Menjemput Kenangan". Pilihan dijatuhkan di Taman Bangkul, Surabaya. Di sana lagi ada Car Free Day. Banyak orangnya dan banyak kegiatannya. Momen ini pun dimanfaatkan untuk pencitraan. Hihi. Dasar DahlanIs militan, kemana-mana bawa flyer dan stiker Abah. Jadilah ini tempat untuk promosi Abah. Sekalian cuci mata. *eh











Dan di sela-sela menjemput kenangan ini, saya menyempatkan diri bertemu kawan karib di Surabaya. Namanya Mba Rara. Kenalnya waktu acara di Univ. Brawijaya Malang, setelah itu acara Konfrensi di Univ. Airlangga, Surabaya. Meskipun ketemunya tidak banyak, tapi kita suka ngobrol di bbm, cerita-cerita tentang mimpi kita. Mimpi bisa sekolah keluar negeri. Aduh. kalo sudah cerita ini, sudahlah. Sudah banyak sekali rencana mau ini mau itu. Hihi.



Oke, Mission Complete ! Menjemput kenangan sudah selesai. Sudah waktunya balik ke Jogja.
Sampai ketemu lagi, Surabayaku ! Tetaplah jadi yang membanggakan :)

salam hangat dari Jogja,
mellysyandi

1 komentar:

  1. Sepertinya ada yang lupa ditulis tuh. Di 'Jazz at Tunjungan', kita ketemu dan sempat photo bareng dengan orang paling terkenal se Jawa Timur, Legenda ludruk, Cak Kartolo, yang ngidung di iringi musik jazz........... Buka sithik, Jazz!

    BalasHapus