Kamis, 24 April 2014

SD Sendowo 4 Punya Cerita

Bismillah, bermodal niat ikhlas dan segelas teh manis hangat pagi ini saya mencoba merangkum kebahagiaan kemarin yang tak ternilai itu.

"Sehari berbagi, seumur hidup menginspirasi".

Bagi kalangan anak muda, tentu kalimat itu sudah tidak asing lagi. Iya, apalagi untuk anak muda yang tergerak hatinya untuk berbagi. Berbagi kepada adik-adik kita yang (mungkin) belum seberuntung kita, tapi mereka sedang membangun mimpi dan cita-citanya untuk Indonesia.

Kemarin (24/04/14), berbagai kalangan profesional dari berbagai daerah pun menyatakan diri siap berbagi. Ada yang datang dari Jabodetabek, dari Surabaya, Semarang, dan sekitarnya. Tujuannya hanya satu, berbagi dan menginspirasi anak-anak SD di beberapa SD yang "termarginal" kan yang ada di Yogyakarta.

Saya kebagian di SD Sendowo 4 di Gunung Kidul. Saya dipertemukan dengan teman-teman satu team yang hebat. Mereka adalah Mba Deassy (Penulis buku #bukanuntukdibaca yang jadi National Best Seller itu, terimakasih bukunya mba. heheh), lalu ada Mas Damar (beliau bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang pengeboran minyak bumi di Kepulauan Natuna), Pak Nanang (Seorang konsultan di PNPM Mandiri), Mba Puh (Analis sekaligus pengajar di Rumah Sains Yogyakarta), Mas Yunas (Seorang ilustrator yang gambar-gambarnya keren punya), Mas Jipeng (Mahasiswa Sosiologi yang bercita-cita jadi fotografer. hihi), Mba Monica (Seorang penulis di sebuah media di Jakarta), Mas Agung (Salah seorang fotografer dari Kalimantan tapi made in Magelang. hehe), Mba Odi (Mahasiswa ISI Yogja jurusan Pertelevisian yang bikin Video keren bingit), dan terakhir, Fasilitator yang penuh semangat cetar membahana, Mas Ari.
selfie setelah menginspirasi (foto : Odi)
Senangnya bukan main. Karena (katanya), jalan menuju SD ini pemandangannya super indah. Penasaran sudah pasti. Jadwal survey lokasi pun sudah ditetapkan. Sayangnya, saya harus mendadak membatalkan untuk ikut dalam rombongan. Bukan karena tidak ingin, tapi waktu itu Pak Onno (Founder VDMS) ngajakin ketemu. Hihi.

Well, saya sabar nunggu hari H. Walaupun uring-uringan mau menyampaikan materi, tapi berusaha untuk tetap tenang dan mengingat 'niat' berbagi. Uring-uringannya bukan hanya itu saja, sampai H-1 pun saya masih galau mengenai keberangkatan ke kantor Pak Nanang. Karena direncanakan berangkat setelah pukul 6 pagi, sudah pasti saya harus ke Kantor beliau sebelum pukul 6. Saya masih belum tahu harus berangkat kesana pakai apa, belum tahu juga apakah ada inspirator yang jalannya serah dari tempat saya tinggal. Tapi Alhamdulillah, Tuhan memang selalu punya cara tersendiri untuk menghilangkan kegalauan yang satu itu. Sehari sebelum hari H, tiba-tiba saja Mas Agung menawarkan untuk berangkat bareng, kebetulan kita sama-sama tinggal di Jakal KM 5. Akhirnya, setelah "breafing" malam itu, kita sudah menyepakati jam berapa berangkat dari Jakal. Supaya tidak ditinggalkan Pak Nanang. hehe.

Selesai sampai disana? Tidak. Saya belum menyiapkan apa-apa untuk diajarkan esok hari. Sepulang "breafing", mata mengantuk. Bahan ajar belum siap. Yasudah. Saya menguatkan diri, membayangkan dan menerka-nerka wajah calon murid 'sehari' saya. Kebetulan saya kebagian ngajar kelas 1, 2, dan 3. "Bismillah, semoga dilancarkan" menjadi doa penutup malam itu.


Tetterettereeeetttt......
Seeelaaamaaatt Pagiiii Cikgu !

Tepat pukul 5.30 Mas Agung menjemput saya. Perasaannya campur aduk. Masih sibuk menerka-nerka. Masih penasaran gimana lokasinya.
Sesampainya di Kantor Pak Nanang, kita sudah sibuk mengecek persiapan mengajar, memperbaharui niat, dan berdoa sambil menunggu kedatangan yang lainnya. Setelah semuanya lengkap, Bismillah. Mobil melaju menuju SD Sendowo 4 Gunung Kidul.

foto : Agung
Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1.5 jam ditambah pemandangan yang Subhanallah indah itu, "kurang tidur tadi malam" bukan lagi jadi alasan yang tepat untuk tidak bersemangat bertemu mereka.

Selamat datang di SD Sendowo 4 !

foto : Agung

foto : mellysyandi
Pagi yang damai dan semangat yang menggebu-gebu sudah melebur menjadi satu. Senyum hangat para Guru dan wajah polos yang tulus dari Murid SD Sendowo 4 ini menjadi penyejuk hati. Melihat binar mata yang penuh semangat itu menjadikan saya dan teman-teman sudah sangat tidak sabar ingin belajar dan bermain bersama mereka. Sembari menunggu persiapan oleh Guru-guru, kami team Kelas Inspirasi pun menyiapkan diri dan melengkapi perjuangan dengan Doa.
"Bismillah, semoga hari ini berkah ya Rabb"

Kegiatan dimulai dengan perkenalan. Namun sebelumnya, kita bersama-sama menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Ini sukses bikin saya merinding. Sebenarnya setiap mendengar dan menyanyikan lagu kebangsaan ini, setiap warga Negara Indonesia pun pasti akan merasakan hal yang sama (jika menghayati, ya?). Tapi kali ini sensasi yang saya rasakan berbeda. Mungkin karena dihadapan anak-anak SD yang menyanyikannya dengan penuh sungguh-sungguh. Barangkali begitu.

Markinal ! Mari kita kenalan. Hihi. Sesi perkenalan pun dimulai. Untuk pertama kalinya, saya mengenalkan diri dengan menyebut diri, "Ibu Melly". Aduh! berasa terbang ke langit. hehehe. Ditambah sapaan dari mereka, "Ibu Melly". Aduh! Saya merasa kesasar dilangit. hehe.

Sesi perkenalan sudah selesai. Semua teman-teman inspirator, fotografer, dan videografer sudah siap "action". Sudah siap menginspirasi dan diinspirasi. Jam pertama mengajar pun dimulai tepat pukul 8 pagi. Kita kebagian waktu masing-masing 45 menit untuk berbagi. Kebetulan saya jam pertama belum ada jadwal kelas. Alhasil, saya mendapat kesempatan keliling-keliling kelas. Memperhatikan mereka satu per satu. Melihat setiap sudut sekolah ini. Mengingat-ingat sekolahan saya dulu seperti apa. Tentu juga membayangkan bagaimana saya waktu seusia mereka. Ah. Ini jam pertama malah jadi "Menjemput Kenangan".

Halaman depan kelas SD Sendowo 4 (foto : mellysyandi)
Mas Damar in Action (foto : mellysyandi)
Mas Yunas in Action (foto : mellysyandi)
Depan kelas (foto : mellysyandi)
Oke, 45 menit di jam pertama sudah berlalu. Giliran saya sudah datang. Sampai jam terakhir saya dijadwalkan untuk masuk ke Kelas 1, 2, dan 3. Dan untuk pertama, kita mulai cerita di kelas 1, ya?

Di awal sudah ada sesi perkenalan dari para inspirator. Berbekal kalimat "Tak kenal maka tak sayang", saya mencoba mengenali mereka satu per satu. Aduh. Hebohnya bukan main. Mereka semuanya sangat antusias. Bahkan ketika saya tanya cita-citanya apa, mereka dengan semangat menjawab, "Saya mau jadi Guru Bu", "Saya mau jadi Tentara", "Saya jadi Pembalap Bu", dan banyak lagi.

Izy, Ketua Kelas 1 SD Sendowo 4 (foto : Agung)
Suasana belajar kelas 1 (foto : Agung)
Mereka semua lucu-lucu. Maklum, anak kelas 1 SD belum mau diajakin cerita serius. Maunya main-main, lari sana lari sini. Nyanyi-nyanyi, sesekali berantem.
Nah, soal berantem ini yang bikin saya kewalahan. Persoalannya sepele. Ketika saya tanya siapa yang mau nyanyi ke depan, semua rebutan. Saya persilahkan satu orang, yang satunya tidak terima. Alhasil, dia juga maju ke depan untuk menyerang temannya. Aduh. Bisa dibayangkan bagaimana "shock" nya saya. Tapi Alhamdulillah, semuanya bisa dikendalikan dan suasana pun jadi kondusif lagi.

Mas Ari datang dan memberitahu waktunya istirahat. Saya masih "shock". Pengalaman pertama masuk kelas, dan langsung menghadapi persoalan yang diluar dugaan. Aduh.
Tapi saya bahagia diberi kesempatan masuk ke kelas 1 ini. Saya jadi banyak belajar menghadapi anak-anak seusia mereka. Walaupun waktu saya hanya 45 menit, tapi saya bisa merasakan dan mengingat-ingat kembali ketika saya seusia mereka. Alhamdulillah.

Istirahat 30 menit terasa lama sekali. Saya tiba-tiba menjadi "candu" berada di antara mereka. Jam kedua saya masuk ke kelas 2. Kali ini sangat berbeda. Mungkin karena muridnya lebih sedikit. Hanya 7 orang dan murid laki-lakinya hanya satu orang. Berbeda dengan kelas 1 terdiri dari 10 orang. Mereka sudah  menunggu saya di depan kelas. Padahal jam masuk kelas masih ada 5 menit lagi. Mereka sudah bersemangat untuk masuk kelas, sambil tanya-tanya,"Bu Melly masuk ke kelas kita kan Bu?". Aduh. Lagi-lagi saya mau terbang ke langit rasanya. Entah kenapa, sensasinya berbeda ketika di panggil "Ibu" sama anak kelas 2 SD. (lebay, ya? :p)

"Yuk, kita masuk kelas sayang." ucap saya pada mereka. Saya mencoba mengakrabkan diri dengan mereka. Supaya mereka menangkap setiap hal yang saya sampaikan. Supaya mereka tahu kalau saat seusia mereka saya juga punya semangat seperti mereka. Supaya mereka juga tahu kalau semangat untuk sekolah itu perlu.

Sama halnya di kelas 1. Kelas saya mulai dengan sesi perkenalan dari para murid. Saya tanya nama dan cita-cita mereka. Lagi-lagi saya hormat dengan Guru saya. Murid-murid di SD ini rata-rata ingin jadi Guru. Saya bahagia sekaligus bangga. Anak usia 8 tahun sudah berpikir untuk mengabdi kepada bangsanya. Mungkin mereka tidak tahu apa maknanya jadi guru, apa yang harus mereka lakukan. Saya pun yakin, yang ada dalam pikiran mereka hanya ingin seperti Ibu Bapak Gurunya, mengajar murid. Subhanallah.

Suasana belajar di Kelas 2 (foto : Monica)
foto : monica
Ketika diminta menuliskan nama (foto : monica)
lagi cerita-cerita :D (foto :monica)
senyum semangat :) (foto : monica)
Sedang mendengarkan cerita Saskia, Murid kelas 2 (foto : Agung)
Yup. Waktu di kelas 2 selesai. Selanjutnya, giliran saya masuk ke kelas 3. Kelihatannya ini lebih enakan, karena sudah kelas 3. Tentu sudah agak bisa di ajakin cerita-cerita. Dan ternyata dugaan saya kali ini benar. Mereka cerita tentang kehidupan sehari-hari mereka. Satu per satu saya mendengarkan. Sempat terpikir, anak seusia mereka sudah mendapatkan beban psikologis. Mungkin ini sangat berbeda dengan anak-anak yang disekolahkan di sekolah-sekolah internasional ataupun di kota-kota besar. Memang, persoalannya beda-beda dan sedikit lebih rumit barangkali. Tapi meskipun demikian, mereka tetap tersenyum, tetap ceria, tetap riang, tetap bermain bersama teman-temannya. Ah. Sesi terakhir ini bikin saya pengen nangis. Bukan hanya terharu mendengar cerita mereka, tapi saya jadi membayangkan bagaimana saya ketika seusia mereka. Ah. sudahlah.

Foto Bersama siswa kelas 3 (foto : Jipeng)
Baiklah. Sesi terakhir penuh makna. Semua sudah berkumpul di lapangan upacara. Sudah siap membuat "pesawat cita-cita". Pesawat sudah siap untuk diterbangkan. Pesawat cita-cita ini dibuat oleh mereka, murid SD Sendowo 4 ini. Di sayap kanan pesawat, mereka menuliskan nama dan kelas. Sedangkan di sayap kiri, mereka menuliskan cita-cita mereka. Analoginya, mereka akan menerbangkan cita-cita mereka setinggi mungkin. Tentu, perlu usaha yang maksimal. Usahanya itu ya buat pesawat sebagus mungkin dengan belajar tekun dan rajin, kemudian menerbangkannya setinggi mungkin dengan bagaimana menggapai mimpi dan cita-cita itu.

"Pesawat cita-cita" sudah siap tinggal landas. Dan di hitungan ketiga, semuanya bersiap. Satuuuu.... Duaaa... Tigaaaa.......

Siap-siap (foto : monica)
Satuuu... Duaaa... Tigaa... (foto : Agung)
foto : Agung
Akhirnyaaaa.... Kita sampai di sesi perpisahan. Padahal baru pertama bertemu, baru kenal, baru berinteraksi, tapi rasanya sudah lama disini. Ah. barangkali ini efek pengen lama-lama. Hihi.
Terimakasih buat seluruh Bapak Ibu Guru dan murid-murid SD Sendowo 4. Terimakasih sudah memberikan kesempatan berbagi. Walaupun sejatinya, kami yang datang yang mendapatkan pelajaran berharga dari pertemuan singkat ini. Mereka yang menginspirasi, mereka yang berbagi.
Semoga ukhuwah ini tetap terjalin dan bermanfaat serta berkah untuk kita semuanya. O:)

foto : monica
Persiapan foto bersama (foto : Agung)
foto bersama murid SD Sendowo 4 (foto : Agung)
foto bersama Guru dan Murid SD Sendowo 4 (foto : Agung)
senyum semangat (foto : monica)

Alhamdulillah..
Sebelum saya tutup tulisan ini, saya mau memperkenalkan juga wajah-wajah inspirator di Kelas Inspirasi SD Sendowo 4 ini :')

Bu Deassy - Penulis buku national best seller #bukanuntukdibaca dan koordinator Kelas Inspirasi Tim SD Sendowo
(foto : Agung)
Bu Puspita - Analis dan Pengajar Rumah Sains Jogja (foto : Agung)
Pak Nanang - Konsultan PNPM Mandiri Yogyakarta (foto : Agung)
Pak Yunas - Ilustrator (foto : monica)
Pak Azzam - Mahasiswa Geografi UGM (foto : monica)
Bu Melly (foto : monica)
Pak Damar - Drilling Engineer (foto : monica)
Para fotografer dan videografer SD Sendowo 4.
Dari kiri ke kanan : Mba Odi, Mas Jipeng, Mba Monica, dan Mas Agung
Pak Ari - Fasilitator SD Sendowo 4 (foto : Agung)
Nah, kali ini ada gallery foto murid-murid kitaaaa....


































Sampailah di penghujung cerita saya kali ini. Sebenarnya masih banyak yang mau diceritakan, tapi sabar dulu. Semoga Mas Jipeng segera memberikan file fotonya untuk bisa dituliskan disini..
Terimakasih, ya?

berkibarlah merah putihku (foto : Agung)


Jogjakarta, 25 April 2014
salam hangat,
mellysyandi

1 komentar:

  1. Ahahaha..
    kenapa saya juga jadi malu ya? Sayangnya banyak yang goyng fotonya :((
    Punya Mas Jipeng tuh pasti bagus hasilnya..

    BalasHapus