Senin, 10 Maret 2014

Ketika Mereka Memberikan Inspirasi #1

Untuk memulai menuliskan ini, saya masih kebingungan. Bingung harus memulai darimana tulisan ini. Apalagi kalau bicara inspirasi. Tentu harus natural agar bisa menginspirasi banyak orang. Belum lagi menuliskan bentuk inspirasi yang diberikan kepada saya, saya juga dihadapkan pada kebingunan berikutnya, kira-kira siapa saja yang masuk dalam daftar pemberi inspirasi? Bisa jadi orang dekat, bisa jadi orang jauh. Nah, mudah-mudahan nama yang tertuliskan di sini benar-benar pemberi inspirasi dan yang tidak tertuliskan di sini pun semoga memaafkan kekhilafan saya dan tidak berkecil hati serta tetap memberi inspirasi.

Memang, tidak semua niat baik bisa diterima banyak orang. Tetapi semua niat buruk pasti selalu menjadi persoalan. Untuk bisa menelaah itu, perlu hati yang tulus juga untuk bisa merasakan ketulusan. Seperti janji Tuhan, "Orang baik akan dipertemukan dengan yang baik pula". Kalau sudah begitu, tidak ada lagi keraguan untuk berbuat baik terhadap banyak orang. Sudah pasti jika baik, akan dipertemukan dengan yang baik. Nah, dalam berbuat kebaikan itulah bisa memberikan inspirasi kepada banyak orang.

Sebenarnya kalau saya diberi kesempatan untuk menuliskan orang-orang yang memberi inspirasi itu, banyaknya bukan main. Kadang-kadang saya menemukannya secara tidak sengaja, bisa di jalan, bisa di atas angkutan umum, bisa dimana-mana. Itu yang tidak sengaja, yang sengaja saya temukan juga banyaknya bukan main. Sampai-sampai saat menuliskan ini, wajah-wajah mereka terlintas satu per satu sambil tersenyum dengan tetap memberikan inspirasi.

Saya menuliskannya ini bukan maksud hati untuk membanggakan diri atau sekedar menunjukkan rasa simpatik saya terhadap mereka yang menginspirasi. Saya pikir memang supaya lebih bermanfaat dan menginspirasi banyak orang, ada baiknya saya menuliskan secara singkat dan padat siapa saja orang-orang menginspirasi itu.

Saya punya teman akrab banyak sekali. Masing-masing dari mereka sudah pasti punya karakter dan prinsip hidup yang berbeda. Bahkan berbeda dengan saya. Sebagai manusia yang memiliki ego yang tinggi, sudah pasti kadang-kadang tidak selalu bisa menerima kekurangan orang lain, apalagi kelebihannya. Tetapi jika kita bisa mengendalikan diri, itu menginspirasinya bukan main.

Kita mulai ceritanya dari sini. Saya punya teman akrab namanya Puti Lenggo Geni dan Ade Yulia Putri. Mereka baik dan sangat menginspirasi. Pemikiran-pemikarannya yang dewasa membuat saya banyak belajar dari mereka. Mereka selalu menjadi pendengar yang baik. Mereka pun selalu membagikan apa yang mereka temukan dalam keseharian mereka. Kita sama-sama belajar dari banyak hal. Kita selalu punya makanan kesukaan yang sama. Bahkan tempat makan favorit pun juga hampir sama. Jadi kalau rindu, sudah tahu saja dimana untuk bisa mengobatinya.


Kalo yang ini lain lagi. Mereka ini sudah bersahabat dengan saya sejak hari pertama masuk sekolah waktu SMP tahun 2003 lalu. Entah itu kebetulan atau tidak, kita sekelas di kelas 1 dan kelas 3 SMP. Setelah itu, baru kita dipisahkan karena pilihan masing-masing. Saya memilih masuk ke SMA Negeri 1 Duri. Mereka berdua memilih masuk ke SMA Negeri 3 Duri. Sejak itu kita selalu berpisah sampai sekarang. Tapi meskipun demikian, ketika ada waktu untuk bertemu, tak jarang kami memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Walaupun kadang-kadang tidak cukup waktu, tapi kebersamaan itu tetap ada disetiap pertemuan yang singkat itu. Mereka inilah yang namanya Iben Saptoyoso dan Muhammad Harfi.


Nah, ini punya cerita lain lagi. Mereka ini junior saya di kampus S1 dulu. Mereka sangat menyayangi seniornya. Hehehe. Lagi-lagi saya bertanya, entah ini kebetulan atau bagaimana, kami punya kesamaan. Sama-sama mengagumi sosok Dahlan Iskan. Alhasil, jadilah kami sering bersama untuk kegiatan yang berhubungan dengan Dahlan Iskan. Mereka ini Agusril Andesbon, Rhenly Danis, Muhammad Syuib, dan Revi Novita. Ada juga beberapa junior lainnya. Hihi, saya hanya bisa berdoa, Semoga Allah memudahkan perjuangan kalian menuju SP, ya? O:)





Uwm, kalo yang ini saya juga punya kenangan banyak. Apalagi sejak ditakdirkan untuk dibimbing oleh Profesor hebat itu, hampir setiap hari kami selalu bersama-sama. Termasuk menyiapkan mimpi untuk bisa sekolah ke Jerman. Setiap hari kami belajar menjadi yang terbaik dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Bahkan ketika kami diberikan kesempatan untuk ikut International Conference di Surabaya pun, kami jadikan moment itu sebagai sebuah moment puncak kebersamaan kami. Karena setelah itu, pilihan masing-masing jualah yang memisahkan kami. Ada yang memilih melanjutkan studi nya, ada juga yang sedang merintis karirnya. Saya menyebutnya mereka ini breeder hebat. Iya ! mereka memang hebat. Sangat paham tentang gen dan kawan-kawannya. Saya salut dengan mereka ini. Mempelajari ciptaan Tuhan sampai ke tingkat terkecil. Saya jadi belajar banyak dari mereka. Semoga Tuhan pun memudahkan perjuangan mereka. Terimakasih Hafid Harnas, Waedi Yarman, Sulastri, dan Eko Darma Husada.



Mereka ini namanya Tya dan Ayu. Sebenarnya ada satu lagi namanya Icha. Tapi saat pengambilan foto ini, ia ntah berada dimana. Hehehe. Kami dulunya satu sekolahan saat SMA. Sama-sama anak IPA. Allah pun menakdirkan kami untuk melanjutkan sekolah di kota yang sama. Saya dan Ayu ke Universitas Andalas sedangkan Tya dan Icha ke STKIP PGRI. Mereka berdua jurusannya sama. Sama-sama jadi Guru Bahasa Inggris nantinya. Amin. Sedangkan Ayu, ia calon Dokter muda yang cantik. Hihi. Bahkan sampai sekarang pun kami masih saling merindu. Meski satu Kota, bukan berarti kami mudah begitu saja untuk bertemu. Harus cari-cari waktu yang pas. Dan biasanya itu kami lewatkan disepanjang malam untuk berbagi cerita. Iya ! Hitung-hitung mengumpulkan semangat lagi. Hehehe. Kalian luar biasa ! terimakasih, ya? :)


Oke ! Bicara tentang persahabatan, mungkin inilah puncak inspirasi itu. Saya pernah menuliskannya dalam edisi (Mereka Bukan Sahabat Lagi) di blog saya ini. Iya ! Mereka saya namakan "Belle team". Mereka itu terdiri dari Zulhafandi, Muhammad Ichsan, Danul Rahman, Ikhsanul Adli, Melisa Engga Sari, Sulastri, dan Imsar Gunawan. Nah, Mereka ini teman paling asyik diajak ngambekan atau bahkan adu pendapat. Bahkan kadang-kadang kami saling menghina satu sama lain. Heheh. Anehnya, ketika dihina sama mereka ini, biasa saja. Walau sesekali terharu juga. Tapi giliran mereka dihina, kami semua singsingkan lengan baju. Hihihi. Kenangan saya dengan mereka ini sudah tak terhitung lagi. Kurang lebih 4 tahun mengenyam pendidikan di Padang, hampir setiap hari dihabiskan bersama mereka. Allahku, mereka ini juga punya mimpi yang luar biasa, Mohon dimudahkan, ya?







Dari perbedaan-perbedaan karakter dan prinsip hidup itulah saya bisa belajar. Mereka yang kesehariannya memiliki rutinitas yang berbeda, mereka yang punya cara masing-masing untuk menjalani hidupnya itulah yang secara sadar atau tidak menginspirasi saya. Mungkin agak aneh kedengarannya kalau saya menggunakan istilah menginspirasi tersebut. Tapi saya pikir, inspirasi bukanlah sesuatu yang diberikan atau diterima saja. Melainkan ia merupakan sebuah pelajaran yang bisa diambil hikmahnya oleh banyak orang.

Bicara tentang mereka yang menginspirasi tersebut memang tidak bisa dituliskan begitu saja. Butuh waktu yang lama untuk bisa membuktikan bahwa mereka benar-benar menginspirasi. Paling tidak saya harus bisa juga menginspirasi dengan cara yang berbeda ke banyak orang. Nah, itu yang sedang saya pelajari. Semoga bisa !

Sebenarnya ini belum semua. Masih banyak yang menginspirasi. Tapi nanti akan saya rangkum kembali. Tentu orangnya juga lain lagi. Mudah-mudahan segera, ya? O:) Terimakasih untuk silahturahim ini, kawan ! Jangan lelah untuk berjuang menggapai mimpi, ya? :')

Themesong : Bondan - Kita Untuk Selamanya !


2 komentar:

  1. Onde.... mokasi sanak lah memperkenalkan wak sebagai seorang inspirator hahaha... senang bisa menginspirasi... alhamdulillah mari sama-sama menebar inspirasi utk semua. hidup itu indah dengan hati yang indah!

    BalasHapus
  2. Ahaha~ samo2 sanak.. terimakasih sudah mengajarkan banyak hal :') semoga tetap menginspirasi O:)

    BalasHapus