Senin, 10 Februari 2014

Mereka Bukan Sahabat Lagi

Setiap orang selalu punya cara tersendiri untuk menjaga hubungannya dengan banyak orang. Dan kebanyakan orang pasti akan mengingat moment-moment spesial bersama orang-orang yang dicintainya. Salah satunya SAHABAT. kalau sudah bicara tentang sahabat, saya punya banyak. Banyak orangnya, banyak juga kenangannya. Bisa jadi karena ketemunya sama orang-orang baik yang bersahabat, sehingga mereka semua menjadi sahabat yang punya tempat khusus.

Meskipun sudah sangat akrab dan bersahabat, tentu belum bisa dijadikan jaminan untuk kelanggengan suatu hubungan. Berbagai persoalan beda pendapat atau beda prinsip pun menjadi makanan sehari-hari. Kadang-kadang, bisa diterima dengan akal sehat. Kadang sebaliknya, menjadi boomerang untuk hubungan persahabatan yang sudah terjalin.

Untuk yang satu ini mereka berbeda. Mereka bukan sahabat lagi. Mereka bukan teman akrab yang kemana-mana harus bersama. Bukan pula suatu keharusan untuk bermain bersama. Tetapi ada rindu yang membuat mereka saling ingin tahu, saling berbagi, dan saling menjaga. Mereka ini memang baru 4 tahun ini saya kenal. Sejak saya melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi di Padang.

















Pertemuan yang sudah menjadi takdir ini dimulai saat duduk di bangku kuliah sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian. Sebagai kawan kampus, tentu banyak aktivitas yang dilakukan secara bersamaan. Sudah pasti ini menjadi salah satu faktor penunjang dalam membangun keterikatan emosional satu sama lain.

Perjalanan selama 4 tahun sudah bisa dipastikan berisi banyak cerita. Mulai dari menjadi mahasiswa paling rajin (rajin rapat, rajin datang ke kampus) sampai menjadi mahasiswa yang paling suka telat pulang ke kos. Penyebab telat itu bukan karena disibukkan dengan main-main, tetapi kalau boleh menggunakan istilah yang sedikit lebay, "ngurusin urusan negara". gitu katanya. hehehe.

Sekarang, 4 tahun sudah berlalu. Sudah banyak yang berubah. Sudah pada dewasa menentukan sikap. Sudah punya pilihan masa depan masing-masing. Tentu semuanya juga pernah mendengar, "Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan". Nah, satu per satu sudah diberikan jalan untuk berpisah. Entah berpisah secara baik-baik, entah berpisah secara tidak baik-baik.

Kenangan selama kurang lebih 4 tahun sebenarnya belum cukup kalau mengatakan mereka istimewa. Yang pasti, mereka tidak pantas lagi disebut sahabat. Melainkan Keluarga !




Terimakasih untuk hari-hari yang membahagiakan ! Semoga Allah kembali mengatur pertemuan kita ! :') Mohon maaf atas segala kekurangan, ya ?!


salam hangat,
mellysyandi

1 komentar:

  1. Saya menyebut hubungan kita sebagai "PERSAHABATAN TINGKAT DEWA". tidak ada keraguan dari hubungan ini, penghianatan bukan lah masalah utama, kita sudah Sampai pada titik "MENERIMA APA ADANYA". bahkan jauh sebelum ini kalimat seperti ini pernah terucap "apapun kamu, dimanapun kamu dan seperti apapun kamu, kamu tetap teman saya" kurang lebih begitu... so.. PERCAYALAH pada kata hati dan melangkahkah sejauh mungkin untuk KEMBALI sebagai Pribadi yang saya sebut "PRIBADI TINGKAT DEWA". Perpisahan tidak ada dalam kamus kita yang ada hanyalah proses menjejah Dunia di jalan yang mungkin tidak sama.. JAGA IMAN, SLAM DAN MELANGKAHNYA DENGAN PENUH OPTIMISTIS. karena Gen kita bergerak menuju penguraian (MATI) maka lakukan banyak hal sebelum itu terjadi. :)

    BalasHapus